LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
A. Judul
Percobaan:
Penentuan Larutan Asam Dan
Basa
B. Tujuan
Percobaan:
Menguji Larutan dengan Kertas
lakmus
C.
Landasan Teori
A.Teori
Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam
dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan
bersifat korosif (merusak logam, marmer dan berbagai bahan lain), sedangkan
larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti
bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap
diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927)
pada tahun 1884.
1.Teori
Asam
Svante Arrhenius mengemukakan
bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilakn
ion hidronium (H).
Ion H adalah ion pembawa sifat asam. Rumus umumnya
adalah sebagai berikut :
HX H + X
Contoh :
HCl H + Cl
Tidak semua senyawa hanya dapat melepaskan satu
ion H seperti contoh diatas, tetapi banyak senyawa lain yang dapat melepaskan
ion H lebih dari satu. Banyaknya ion H yang dapat dilepaskan oleh asam tersebut
dinamakan valensi asam. Sedangkan ionn negatife yang terbentuk dari asam
setelah melepas ion Hdisebut ion sisa asam.
Contoh :
HSO 2H + SO
Berdasarkan jumlah atom H yang diikat, senyawa
asam dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Asam monoprotik, yaitu asam yang setiap molekulnya hanya dapat
memberikan/menghasilkan satu ion H.
2) Asam diprotik, yaitu asam yang setiap satu molekulnya dapat
memberikan/menghasilkan dua ion H.
3) Asam tripotik. Yaitu asam yang setiap satu molekulnya dapat
memberikan/menghasilkan tiga ion H.
2.Teori
Basa
Svante Arrhenius mengemukakan bahwa basa adalah suatu senyawa
yang bila dilarutkan kedalam air dapat menghasilkan ion-ion OH. Ion OH adalah
ion pembawa sifat basa. Rumus umumnya:
Contoh:
KOH → K + OH
NaOH → Na + OH
Berdasarksan jumlah gugus OH yang diikat, senyawa basa
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1). Basa monohidroksida,
yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH.
Contoh: NaOH, KOH, NHOH
2). Basa dihidroksida,
yaitu senyawa yang memiliki dua gugus OH
Contoh: Mg(OH) , Ca(OH) ,
Sr (OH) , Ba (OH)
3). Basa trihidoksida,
yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH.
Contoh: Al(OH) , Fe(OH) .
Jumlah ion OH yang
dilepaskan oleh basa disebut valensi basa.
Contoh: M(OH) → M+ xOH
3.Senyawa Amfoter
Senyawa Amfoter adalah senyawa yang dapat bersifat asam atau
basa, tergantung kondisi lingkungannya. Senyawa amfoter akan bersifat asam
dalam suasana basa dan sebaliknya akan bersifat basa dalam suasana atau
lingkungan asam kuat.
Contoh: Alumunium hidroksida
Al(OH) + OH → Al(OH)
Asam basa kuat
Al(OH) + 3H → Al+ 3HO
Basa asam kuat
B. Teori asam-basa Brownsted Lowry
Asam ialah proton donor, sedangkan
basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat
berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak
sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral,
tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.\
Konsep asam basa yang lebih umum
diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton.
Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam
ke basa.
HCl + H2O --> H3O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan
amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang
sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc –
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia
Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted
sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini
bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O
+ disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam
air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3
O + + A -
asam basa asam konjugasi
basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya
peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi
terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton.
Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang
berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton.
Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi
arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M.
Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua
basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori
bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi
yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada
molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu
juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa
semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas
menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan
pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai
basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut
Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air,
melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa
pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi
juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa
konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa
konyugasi.
2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa
konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa
konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa
air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton
akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
3. Teori
asam-basa GN.Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa
seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam
basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun
1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan
proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa
adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam
Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul
amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi
lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan
ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih
luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry,
termasuk kimia Organik misalnya:
CH 3 + + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH
3
Asam ialah akseptor pasangan
elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan elektron.
D. Alat dan Bahan
Alat
:
1)
Kertas lakmus merah dan biru
2)
Gelas ukur
3)
Gelas Kimia
4)
Tisue gulung
5)
Lap Tangan
6)
Sendok/pipet
Bahan:
1)
Akuades
(H2O)
2)
Cuka
Makan (CH3COOH)
3)
Air
Jeruk (C6H8O7)
4)
Air Kapur
(Ca(OH2))
5)
Air Aki
( H2SO4)
6)
Air
Sabun (NaOH)
7)
Air
Sumur (H2O)
8)
Coca-cola
(H2CO3)