Latest Post

Contoh Laporan Kimia: Menentukan Larutan Asam dan Basa

| Sabtu, 18 Maret 2017
Go Selengkapnya»


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

A.   Judul Percobaan:
Penentuan Larutan Asam Dan Basa

B.  Tujuan Percobaan:
Menguji Larutan dengan Kertas lakmus

C.  Landasan Teori
A.Teori Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer dan berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
1.Teori Asam
Svante Arrhenius mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilakn ion hidronium (H).
Ion H adalah ion pembawa sifat asam. Rumus umumnya adalah sebagai berikut :
HX H + X
Contoh :
HCl H + Cl
Tidak semua senyawa hanya dapat melepaskan satu ion H seperti contoh diatas, tetapi banyak senyawa lain yang dapat melepaskan ion H lebih dari satu. Banyaknya ion H yang dapat dilepaskan oleh asam tersebut dinamakan valensi asam. Sedangkan ionn negatife yang terbentuk dari asam setelah melepas ion Hdisebut ion sisa asam.
Contoh :
HSO 2H + SO
Berdasarkan jumlah atom H yang diikat, senyawa asam dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Asam monoprotik, yaitu asam yang setiap molekulnya hanya dapat memberikan/menghasilkan satu ion H.
2) Asam diprotik, yaitu asam yang setiap satu molekulnya dapat memberikan/menghasilkan dua ion H.
3) Asam tripotik. Yaitu asam yang setiap satu molekulnya dapat memberikan/menghasilkan tiga ion H.
2.Teori Basa
Svante Arrhenius mengemukakan bahwa basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan kedalam air dapat menghasilkan ion-ion OH. Ion OH adalah ion pembawa sifat basa. Rumus umumnya:
Contoh:
KOH K + OH
NaOH Na + OH
Berdasarksan jumlah gugus OH yang diikat, senyawa basa dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1). Basa monohidroksida, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH.
Contoh: NaOH, KOH, NHOH
2). Basa dihidroksida, yaitu senyawa yang memiliki dua gugus OH
Contoh: Mg(OH) , Ca(OH) , Sr (OH) , Ba (OH)
3). Basa trihidoksida, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH.
Contoh: Al(OH) , Fe(OH) .
Jumlah ion OH yang dilepaskan oleh basa disebut valensi basa.
Contoh: M(OH) M+ xOH
3.Senyawa Amfoter
Senyawa Amfoter adalah senyawa yang dapat bersifat asam atau basa, tergantung kondisi lingkungannya. Senyawa amfoter akan bersifat asam dalam suasana basa dan sebaliknya akan bersifat basa dalam suasana atau lingkungan asam kuat.
Contoh: Alumunium hidroksida
Al(OH) + OH Al(OH)
Asam basa kuat
Al(OH) + 3H Al+ 3HO
Basa asam kuat
B. Teori asam-basa Brownsted Lowry
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.\
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H2O --> H3O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak,  melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 NH 4 + + Cl - 
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O H 3 O + + OAc – 
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.

Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA  + H 2 O   H 3 O +         +      A -
asam   basa       asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.

Contoh: 
HF + H 2 O H 3 O + + F -
   Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.

Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry

3. Teori asam-basa GN.Lewis

Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH 3 + + C 6 H 6 C 6 H 6 CH 3

Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan elektron.
 
D. Alat dan Bahan

Alat :
1)      Kertas lakmus merah dan biru
2)      Gelas ukur
3)      Gelas Kimia
4)      Tisue gulung
5)      Lap Tangan
6)      Sendok/pipet








Bahan:
1)             Akuades (H2O)
2)             Cuka Makan (CH3COOH)
3)             Air Jeruk (C6H8O7)
4)             Air Kapur (Ca(OH2))
5)             Air Aki ( H2SO4)
6)             Air Sabun (NaOH)
7)             Air Sumur (H2O)
8)             Coca-cola (H2CO3)
 

Contoh Laporan Kimia: Menentukan Larutan Asam dan Basa

Posted by : Unknown on :Sabtu, 18 Maret 2017 With 0Coments
Next Prev
▲Top▲